Bumi
Tempat kita berpijak
Tempat kita bertahan
Tempat milik semua makhluk hidup
Tapi..
Mengapa engkau semakin renta
Manusia yang merusakmu
Manusia yang membuatmu semakin usang
Manusia yang tak menyayangimu
Namun
Dirimu makin dirusak olehnya
Kapankah kau kembali sehat
Memancarkan keindahanmu diseluruh alam semesta..
Bumi yang kita miliki hanya satu
Lindunginya, sayanginya
Peduli dengan hidup, peduli bumi kita
SAVE OUR EARTH!
Sabtu, 03 Mei 2014
Materi Akuntansi Internasional BAB VI : PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
Definisi Perubahan Harga
Untuk
memahami makna istilah perubahan harga (changing
prices), harus dibedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga
spesifik, yang keduanya masuk dalam
istilah perubahan harga itu.
a. Perubahan harga umum
Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata
harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan.
Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli.
Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan
penurunan harga disebut deflasi (deflation).
b. Perubahan harga spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga
barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan
penawaran.
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar
biaya akuisisi awalnya jaang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi).
Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih
rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan
beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Dari sudut
pandang manajemen, ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi:
a. Proyeksi keuangan
yang didasarkan pada data seri waktu historis
b. Anggaran yang menjadi dasar
pengukuran kinerja
c. Data kinerja yang
tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan.
Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan:
1.
Kenaikan
dalam proporsi pajak.
2.
Permintaan
dividen lebih banyak dari pemegang saham.
3.
Permintaan
gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja.
4.
Tindakan
yang merugikan dari Negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang
sangat besar).
Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan
terhadap perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi
pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja
operasi perusahaan yang dilaporkan.
Fungsi mengakui
pengaruh inflasi secara eksplisit yaitu :
1. Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada
transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak
memiliki informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor ini.
2. Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga
bergantung pada pemahaman yang akurat atas permasalahan tersebut. Pemahaman
yang akurat memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam kondisi-kondisi yang
memperhitungkan pengaruh perubahan harga.
3. Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang
disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha
menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut
Jenis Penyesuaian Inflasi
a. Penyesuaian tingkat harga umum (mata
uang konstan biaya historis), yaitu umlah mata uang yang disesuaikan dengan
perubahan tingkat harga (daya beli).
b. Penyesuaian biaya kini, yaitu
pertama, aktiva dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis. Kedua,
laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam
suatu periode (tanpa memperhitungkan kompenen pajak), namun tetap dapat
mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.
Sudut Pandang Internasional Terhadap
Akuntansi Inflasi
a. Amerika
Serikat
Pada
tahun 1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Statement of Financial Accounting Standards-SFAS)
No. 33 Berjudul ”Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, pernyataan ini
mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap
yang bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva lebih dari $1 miliar,
untuk selama lima tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya
historis dan daya beli konstan biaya kini. Pengungkapan ini lebih bersifat
melengkapi dan bukan menggantikan biaya historis sebagai kerangka dasar untuk
leporan keuangan utama.
Banyak
pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33
menemukan bahwa (1) pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FSAB membingungkan,
(2) biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar, dan (3)
pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila
dibandingkan data biaya kini. FASB menerbitkan panduan (SFAS 89) untuk membantu
perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang berubah dan
menjadi titik awal untuk standar akuntansi inflasi dimasa depan.
Perusahaan
pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk 5 tahun terakhir
1.
Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya.
2.
Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini.
3.
Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos moneter bersih.
4.
Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan
(yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan akan dapat dipulihkan melalui
penggunaan atau penjualan) yang lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap,
bersih dari inflasi (perubahan tingkat harga umum).
5.
Setiap agregat penyesuaian translasi
mata uang asing, berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi.
6.
Aktva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini.
7.
Laba per saham (dari operasi berjalan) menurut dasar biaya kini.
8.
Dividen per saham biasa.
9.
Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa.
10.
Tingkat Indeks Harga Konsumen (Consumer
Price Index-CPI) yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan.
b. Inggris
Komite
Standar Akuntans Inggris (Accounting
Standard Committee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16
(Statement of Standard Accounting
Practice-SSAP 16) “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada
bulan Maret 1980. SSAP 16 berbeda dengan SFAS 33 dalam dua hal utama. Pertama,
apabila standar AS mengharuskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16
mengadopsi hanya metode biaya kini utnuk pelaporan eksternal. Kedua, apabila
penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di
Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta
catatan penjelasan.
Standar
di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan, yaitu :
1.
Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun
pelengkap biaya historis.
2.
Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan
akun-akun pelengkap biaya kini.
3.
Menyajkan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan
informasi biaya historis yang memadai.
c. Brazil
Inflasi
seringkali merupakan bagian lingkungan usaha yang diterima di Amerika Latin,
Eropa Timur, dan Asia Tenggara. Pengalaman Brazil di masa lalu dengan
hiperinflasi membuat inisiatif akuntansi inflasi bersifat instruktif. Meskipu
tidak lagi diwajibkan, akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brazil hari
ini mencerminkan dua kelompok pilihan pelaporan-Hukum Perusahaan Brazil dan
Komisi Pengawas Pasar Modal Brazil.
Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan
menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan
menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur
devaluasi mata uang lokal. Aktiva permanen meliputi aktiva tetap, gedung,
investasi, beban tangguhan dan depresiasi terkait, serta akun-akun amortisasi
atau deplesi (termasuk setiap provisi kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas
pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan evaluasi dan
akun cadangan modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga
terhadap modal.
Penyesuaian inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas
pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara
terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian koreksi moneter.
Komisi Pasal Modal Brasil mewajibkan metode akuntansi yang lain untuk
perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di depan publik.
Perusahaan-perusahaan yang tercatat sahamnya harus mengukur ulang seluruh
transaksi yang terjadi dalam suatu periode dengan menggunakan mata uang
fungsionalnya.
Badan Standar Akuntansi
Internasional
IASB telah menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan
kinerja operasi dalam mata uang local menjadi tidak berarti lagi dalam suatu
lingkungan yang mengalami hiperinflasi. IAS 29 yang membahas Pelaporan keuangan
dalam perekonomian hiperinflasi mewajibkan (dan bukan hanya merekomendasikan)
penyajian ulang informasi laporan keuangan utama. Secara khusus, laporan
keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata uang perekonomian
hiperinflasi, apakah didasarkann pada kerangka penilaian biaya historis atau
biaya kini, harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal
neraca.
Aturan ini juga berlaku untuk angka-angka terkait pada
periode sebelumnya. Keuntungan atau kerugian daya beli yang terkait dengan
posisi kewajiban atau aktiva moneter bersih dimasukkan ke dalam laba kini.
Perusahaan yang melakukan pelaporan juga harus mengungkapkan:
1. Fakta bahwa penyajian ualng untuk perubahan dalam
daya beli unit pengukuran telah dilakukan.
2. Kerangka dasar penilaian aktiva yang digunakan dalam
laporan keuangan utama (yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini).
3. Identitas dan tingkat indeks harga pada tanggal
neraca, beserta dengan perubahannya selama periode pelaporan.
4. Keuntungan atau kerugian moneter bersih selama
periode tersebut.
Isu-isu Mengenai Inflasi
Terdapat empat isu akuntansi inflasi yang cukup mengganggu,
yaitu :
1. Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih mengukur
pengaruh inflasi.
2. Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian
inflasi.
3. Akuntansi inflasi luar negeri.
4. Menghindari fenomena kejatuhan ganda.
Keuntungan dan Kerugian Inflasi
Keuntungan atau kerugian pos-pos moneter di Amerika Serikat
ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan akhir,
serta transaksi dalam, seluruh aktiva dan kewajiban moneter (termasuk utang
jangka panjang). Angka yang dihasilkam diungkapkan sebagai pos terpisah.
Perlakuan ini memeandang keuntungan dan kerugian pos-pos moneter sebagai hal
yang berbeda dari jenis pendapatan yang lain. Di Inggris, keuntungan dan
kerugian pos-pos moneter dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme
penyesuaian.
Pendekatan di Brazil yang tidak lagi diwajibkan, tidak
menyesuaikan aktiva dan kewajiban kini secara eksplisit, karena jumlah-jumlah
ini dinyatakan dalam hal nilai yang dapat direalisasi.
Keuntungan dan Kerugian Kepemilikan
Akuntansi untuk biaya kini membagi total laba menjadi dua
bagian: (1) laba operasi (perbedaan antara pendapatan kini dan biaya kini
sumber daya yang dikonsumsi) dan (2) keuntungan yang belum direlasisasi yang
timbul dari kepemilikan aktiva nonmoneter dengan nilai pengganti yang meningkat
bersamaan dengan inflasi. Kenaikan dalam biaya penggantian aktiva operasi
(yaitu, proyeksi arus kas keluar yang lebih tinggi untuk mengganti peraltan)
bukanlah suatu keuntungan, baik itu direalisasi atau tidak. Apabila laba
berbasis biaya kini mengukur perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat
digunakan, maka perubahan biaya kini persediaan, aktiva tetap dan aktiva
operasi lainnya merupakan revaluasi ekuitas pemilik, yang adalah bagian dari
laba yang harus disimpan oleh perusahaan untuk mempertahankan modal fisiknya
(kapasitas produktifnya). Aktifa yang dimiliki untuk spekulasi, seperti lahan
kosong atau surat berharga yang dapat dipasarkan, tidak perlu diganti untuk
mempertahankan kapasitas produktif. Dengan demikian, jika penyesuaian biaya
kini mencakup pos-pos ini, kanaikan atau penurunan ekuivalen biaya (nilai)
kininya (hingga sebesar nilai yang dapat direalisasikan) harus dinyatakan
lengsung dalam laba.
Akuntansi Untuk Inflasi di Luar
Negeri
Di Amerika serikat,
FASB berupaya untuk membahas masalah inflasi dengan mewajibkan perusahaan
pelapor yang besar untuk melakukan eksperimen dengan pengungkapan daya beli
konstan biaya historis dan pengungkapan biaya kini. FAS 89, yang mendorong (dan
bukan lagi mengharuskan) perusahaan untuk memperhitungkan perubahan harga,
masih meninggalkan permasalahan yang masih belum terselesaikan dalam dua
tingkatan. Pertama perusahaan mungkin terus mempertahankan nilai aktiva
nonmoneter berdasarkan biaya historisnya (disajikan ulang untuk perubahan
tingkat harga umum) atau menyajikan ulang berdasarkan ekuivalen biaya kini.
Kedua, perusahaan yang memilih untuk menyediakan data biaya kini tambahan atas
operasi luar negeri memiliki dua metode pilihan dalam mentranslasikan dan
menyajikan ulang akun-akun luar negeri dalam dolar AS.
Menghindari Kejatuhan Ganda
Pada saat menyajikan ulang akun-akun luar negeri terhadap
inflasi di luar negeri, seseorang harus berhati-hati untuk menghindari apa yang
disebut sebagai kejatuhan ganda. Masalah ini muncul karena inflasi local
langsung berpengaruh terhadap kurs yang digunakan dalam translasi. Apabila
teori ekonomi mengasumsikan bahwa terdapat hubungan terbalik antara laju
inflasi internal suatu negara dan nilai eksternal mata uangnya, bukti-bukti
menunjukkan bahwa hubungan seperti ini jarang sekali bertahan (paling tidak
dalam jangka pendek). Dengan demikian, ukuran penyesuaian yang terjadi untuk
menghapuskan kejatuhan ganda akan berbeda-beda tergantung pada sejauh mana kurs
dan perbedaan inflasi berhubungan secara negatif.
Sumber
:
Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010. International
Accounting. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.
Materi Akuntansi Internasional BAB V : TRANSLASI MATA UANG ASING
Pengertian
Translasi
Translation adalah proses pernyataan kembali
informasi laporan keuangan dari satu mata uang ke mata uang lain. Isu kurs dikombinasikan
dengan berbagai methode translasi yang dapat digunakan dan perlakuan
“Laba/Rugi” translasi yang berbeda membuat perbandingan hasil-hasil laporan
keuangan dari satu perusahaan ke perusahaan lain atau perusahaan yang sama
dalam periode yang berbeda menjadi hal yang sulit.
Masalah
Translasi
Masalah translasi adalah nilai tukar tidak pernah stabil, fluktuasi mata
uang meningkatkan nilai tukar mata uang asing yang dapat digunakan pada proses
translasi mata uang asing serta menciptakan keuntungan dan kerugian atas
translasi mata uang asing.
Perbedaan Translasi Dan Konversi Antar Mata
Uang Asing.
Translasi
hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca yang
dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang kedalam nilai ekuivalen dollar
AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait
yang terjadi seperti bila dilakukan konversi. Saldo-saldo
dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang domestic
berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu mata uang
yang dinyatakan dalam mata uang lainnya. Mata uang Negara dagang utama dibeli
dan dijual dalam pasar global. Dengan dihubungkan lewat jaringan telekomunikasi
yang canggih, para pelaku pasar mencakup bank dan perantara mata uang lainnya,
kalangan usaha, para individu, dan pedagang professional. Transaksi mata uang
asing terjadi pada pasar spot, forward, atau swap. Mata uang yang dibeli atau
dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari
kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk perbedaan
tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi
terhadap arah nilai tukar di masa mendatang. Transaksi pada pasar forward
adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah
tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada
pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs spot. Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau
penjualan spot atau pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan.
Investor sering memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari
tingkat suku bunga yang lebih tinggi di suatu Negara asing, dalam kesempatan yang
sama melindungi diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs
nilai tukar valuta asing.
Ada Dua Proses Tahap Translasi :
1.
Translasi dari source-code ke intermediate-code.
2.
Translasi dari intermediate-code ke executable-code.
Evaluasi Dan Pemilihan Metode
Translasi Mata Uang Asing
Dari beberapa metode yang telah
diuraikan sebelumnya. tiga metode yang pertama (metode kurs kini, metode
kini-non-kini, dan metode moneter-non-moneter) digunakan dalam
mengidentifikasikan aktiva dan kewajiban manakah yang beresiko atau dapat
dilindungi dari resiko mata uang asing. Kemudian, metode translasi diterapkan
secara konsisten dengan memperhatikan perbedaan tersebut.
Kurs
yang tepat guna dalam metode translasi adalah kurs kini (kurs histories). Kurs
rata-rata sering digunakan dalam laporan laba rugi untuk pos-pos beban.
Beberapa Negara menggunakan kurs nilai tukar yang berbeda untuk transaksi yang
berbeda. Dalam situasi ini harus dipilih beberapa kurs nilai tukar yang ada.
Beberapa alternatif yang disarankan adalah:
1. Kurs pembayaran dividen
1. Kurs pembayaran dividen
2. Kurs pasar bebas, dan
3. Kurs penalty atau preferensi yang dapat digunakan, seperti yang
terkait dalam kegiatan ekspor impor.
Hubungan Translasi Mata Uang Asing
Dengan Inflasi
Penggunaan
kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang
berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai
ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah dari pada dasar
pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan
jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah.
Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika
memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya
merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh
inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di
suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan
masa depan.
FASB
menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian
tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang
digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52
mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar
negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan
mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing,
karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan
kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas
pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio
keuangan.
Translasi Mata Uang Asing Di Berbagai
Negara
1. Inggris : laporan
keuangan harus disesuaikan terlebih dahulu pada level harga saat itu lalu ditranslasikan
menggunakan kurs saat ini.
2. Amerika Serikat
: metode kurs sementara.
3. Jepang : kurs saat ini
pada semua kondisi dengan penyesuaian translasi mata uang asing yang
diperlihatkan pada neraca dalam ekuitas pemegang saham.
Sumber :
Frederick
D.S. Choi, dan Gary K. Meek,International Accounting, Jakarta: Salemba
Empat,2005.
Langganan:
Postingan (Atom)
Sabtu, 03 Mei 2014
BUMI
Bumi
Tempat kita berpijak
Tempat kita bertahan
Tempat milik semua makhluk hidup
Tapi..
Mengapa engkau semakin renta
Manusia yang merusakmu
Manusia yang membuatmu semakin usang
Manusia yang tak menyayangimu
Namun
Dirimu makin dirusak olehnya
Kapankah kau kembali sehat
Memancarkan keindahanmu diseluruh alam semesta..
Bumi yang kita miliki hanya satu
Lindunginya, sayanginya
Peduli dengan hidup, peduli bumi kita
SAVE OUR EARTH!
Tempat kita berpijak
Tempat kita bertahan
Tempat milik semua makhluk hidup
Tapi..
Mengapa engkau semakin renta
Manusia yang merusakmu
Manusia yang membuatmu semakin usang
Manusia yang tak menyayangimu
Namun
Dirimu makin dirusak olehnya
Kapankah kau kembali sehat
Memancarkan keindahanmu diseluruh alam semesta..
Bumi yang kita miliki hanya satu
Lindunginya, sayanginya
Peduli dengan hidup, peduli bumi kita
SAVE OUR EARTH!
Materi Akuntansi Internasional BAB VI : PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
Definisi Perubahan Harga
Untuk
memahami makna istilah perubahan harga (changing
prices), harus dibedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga
spesifik, yang keduanya masuk dalam
istilah perubahan harga itu.
a. Perubahan harga umum
Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata
harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan.
Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli.
Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan
penurunan harga disebut deflasi (deflation).
b. Perubahan harga spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga
barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan
penawaran.
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar
biaya akuisisi awalnya jaang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi).
Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih
rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan
beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Dari sudut
pandang manajemen, ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi:
a. Proyeksi keuangan
yang didasarkan pada data seri waktu historis
b. Anggaran yang menjadi dasar
pengukuran kinerja
c. Data kinerja yang
tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan.
Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan:
1.
Kenaikan
dalam proporsi pajak.
2.
Permintaan
dividen lebih banyak dari pemegang saham.
3.
Permintaan
gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja.
4.
Tindakan
yang merugikan dari Negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang
sangat besar).
Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan
terhadap perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi
pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja
operasi perusahaan yang dilaporkan.
Fungsi mengakui
pengaruh inflasi secara eksplisit yaitu :
1. Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada
transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak
memiliki informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor ini.
2. Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga
bergantung pada pemahaman yang akurat atas permasalahan tersebut. Pemahaman
yang akurat memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam kondisi-kondisi yang
memperhitungkan pengaruh perubahan harga.
3. Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang
disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha
menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut
Jenis Penyesuaian Inflasi
a. Penyesuaian tingkat harga umum (mata
uang konstan biaya historis), yaitu umlah mata uang yang disesuaikan dengan
perubahan tingkat harga (daya beli).
b. Penyesuaian biaya kini, yaitu
pertama, aktiva dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis. Kedua,
laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam
suatu periode (tanpa memperhitungkan kompenen pajak), namun tetap dapat
mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.
Sudut Pandang Internasional Terhadap
Akuntansi Inflasi
a. Amerika
Serikat
Pada
tahun 1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Statement of Financial Accounting Standards-SFAS)
No. 33 Berjudul ”Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, pernyataan ini
mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap
yang bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva lebih dari $1 miliar,
untuk selama lima tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya
historis dan daya beli konstan biaya kini. Pengungkapan ini lebih bersifat
melengkapi dan bukan menggantikan biaya historis sebagai kerangka dasar untuk
leporan keuangan utama.
Banyak
pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33
menemukan bahwa (1) pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FSAB membingungkan,
(2) biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar, dan (3)
pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila
dibandingkan data biaya kini. FASB menerbitkan panduan (SFAS 89) untuk membantu
perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang berubah dan
menjadi titik awal untuk standar akuntansi inflasi dimasa depan.
Perusahaan
pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk 5 tahun terakhir
1.
Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya.
2.
Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini.
3.
Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos moneter bersih.
4.
Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan
(yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan akan dapat dipulihkan melalui
penggunaan atau penjualan) yang lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap,
bersih dari inflasi (perubahan tingkat harga umum).
5.
Setiap agregat penyesuaian translasi
mata uang asing, berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi.
6.
Aktva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini.
7.
Laba per saham (dari operasi berjalan) menurut dasar biaya kini.
8.
Dividen per saham biasa.
9.
Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa.
10.
Tingkat Indeks Harga Konsumen (Consumer
Price Index-CPI) yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan.
b. Inggris
Komite
Standar Akuntans Inggris (Accounting
Standard Committee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16
(Statement of Standard Accounting
Practice-SSAP 16) “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada
bulan Maret 1980. SSAP 16 berbeda dengan SFAS 33 dalam dua hal utama. Pertama,
apabila standar AS mengharuskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16
mengadopsi hanya metode biaya kini utnuk pelaporan eksternal. Kedua, apabila
penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di
Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta
catatan penjelasan.
Standar
di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan, yaitu :
1.
Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun
pelengkap biaya historis.
2.
Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan
akun-akun pelengkap biaya kini.
3.
Menyajkan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan
informasi biaya historis yang memadai.
c. Brazil
Inflasi
seringkali merupakan bagian lingkungan usaha yang diterima di Amerika Latin,
Eropa Timur, dan Asia Tenggara. Pengalaman Brazil di masa lalu dengan
hiperinflasi membuat inisiatif akuntansi inflasi bersifat instruktif. Meskipu
tidak lagi diwajibkan, akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brazil hari
ini mencerminkan dua kelompok pilihan pelaporan-Hukum Perusahaan Brazil dan
Komisi Pengawas Pasar Modal Brazil.
Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan
menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan
menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur
devaluasi mata uang lokal. Aktiva permanen meliputi aktiva tetap, gedung,
investasi, beban tangguhan dan depresiasi terkait, serta akun-akun amortisasi
atau deplesi (termasuk setiap provisi kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas
pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan evaluasi dan
akun cadangan modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga
terhadap modal.
Penyesuaian inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas
pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara
terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian koreksi moneter.
Komisi Pasal Modal Brasil mewajibkan metode akuntansi yang lain untuk
perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di depan publik.
Perusahaan-perusahaan yang tercatat sahamnya harus mengukur ulang seluruh
transaksi yang terjadi dalam suatu periode dengan menggunakan mata uang
fungsionalnya.
Badan Standar Akuntansi
Internasional
IASB telah menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan
kinerja operasi dalam mata uang local menjadi tidak berarti lagi dalam suatu
lingkungan yang mengalami hiperinflasi. IAS 29 yang membahas Pelaporan keuangan
dalam perekonomian hiperinflasi mewajibkan (dan bukan hanya merekomendasikan)
penyajian ulang informasi laporan keuangan utama. Secara khusus, laporan
keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata uang perekonomian
hiperinflasi, apakah didasarkann pada kerangka penilaian biaya historis atau
biaya kini, harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal
neraca.
Aturan ini juga berlaku untuk angka-angka terkait pada
periode sebelumnya. Keuntungan atau kerugian daya beli yang terkait dengan
posisi kewajiban atau aktiva moneter bersih dimasukkan ke dalam laba kini.
Perusahaan yang melakukan pelaporan juga harus mengungkapkan:
1. Fakta bahwa penyajian ualng untuk perubahan dalam
daya beli unit pengukuran telah dilakukan.
2. Kerangka dasar penilaian aktiva yang digunakan dalam
laporan keuangan utama (yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini).
3. Identitas dan tingkat indeks harga pada tanggal
neraca, beserta dengan perubahannya selama periode pelaporan.
4. Keuntungan atau kerugian moneter bersih selama
periode tersebut.
Isu-isu Mengenai Inflasi
Terdapat empat isu akuntansi inflasi yang cukup mengganggu,
yaitu :
1. Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih mengukur
pengaruh inflasi.
2. Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian
inflasi.
3. Akuntansi inflasi luar negeri.
4. Menghindari fenomena kejatuhan ganda.
Keuntungan dan Kerugian Inflasi
Keuntungan atau kerugian pos-pos moneter di Amerika Serikat
ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan akhir,
serta transaksi dalam, seluruh aktiva dan kewajiban moneter (termasuk utang
jangka panjang). Angka yang dihasilkam diungkapkan sebagai pos terpisah.
Perlakuan ini memeandang keuntungan dan kerugian pos-pos moneter sebagai hal
yang berbeda dari jenis pendapatan yang lain. Di Inggris, keuntungan dan
kerugian pos-pos moneter dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme
penyesuaian.
Pendekatan di Brazil yang tidak lagi diwajibkan, tidak
menyesuaikan aktiva dan kewajiban kini secara eksplisit, karena jumlah-jumlah
ini dinyatakan dalam hal nilai yang dapat direalisasi.
Keuntungan dan Kerugian Kepemilikan
Akuntansi untuk biaya kini membagi total laba menjadi dua
bagian: (1) laba operasi (perbedaan antara pendapatan kini dan biaya kini
sumber daya yang dikonsumsi) dan (2) keuntungan yang belum direlasisasi yang
timbul dari kepemilikan aktiva nonmoneter dengan nilai pengganti yang meningkat
bersamaan dengan inflasi. Kenaikan dalam biaya penggantian aktiva operasi
(yaitu, proyeksi arus kas keluar yang lebih tinggi untuk mengganti peraltan)
bukanlah suatu keuntungan, baik itu direalisasi atau tidak. Apabila laba
berbasis biaya kini mengukur perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat
digunakan, maka perubahan biaya kini persediaan, aktiva tetap dan aktiva
operasi lainnya merupakan revaluasi ekuitas pemilik, yang adalah bagian dari
laba yang harus disimpan oleh perusahaan untuk mempertahankan modal fisiknya
(kapasitas produktifnya). Aktifa yang dimiliki untuk spekulasi, seperti lahan
kosong atau surat berharga yang dapat dipasarkan, tidak perlu diganti untuk
mempertahankan kapasitas produktif. Dengan demikian, jika penyesuaian biaya
kini mencakup pos-pos ini, kanaikan atau penurunan ekuivalen biaya (nilai)
kininya (hingga sebesar nilai yang dapat direalisasikan) harus dinyatakan
lengsung dalam laba.
Akuntansi Untuk Inflasi di Luar
Negeri
Di Amerika serikat,
FASB berupaya untuk membahas masalah inflasi dengan mewajibkan perusahaan
pelapor yang besar untuk melakukan eksperimen dengan pengungkapan daya beli
konstan biaya historis dan pengungkapan biaya kini. FAS 89, yang mendorong (dan
bukan lagi mengharuskan) perusahaan untuk memperhitungkan perubahan harga,
masih meninggalkan permasalahan yang masih belum terselesaikan dalam dua
tingkatan. Pertama perusahaan mungkin terus mempertahankan nilai aktiva
nonmoneter berdasarkan biaya historisnya (disajikan ulang untuk perubahan
tingkat harga umum) atau menyajikan ulang berdasarkan ekuivalen biaya kini.
Kedua, perusahaan yang memilih untuk menyediakan data biaya kini tambahan atas
operasi luar negeri memiliki dua metode pilihan dalam mentranslasikan dan
menyajikan ulang akun-akun luar negeri dalam dolar AS.
Menghindari Kejatuhan Ganda
Pada saat menyajikan ulang akun-akun luar negeri terhadap
inflasi di luar negeri, seseorang harus berhati-hati untuk menghindari apa yang
disebut sebagai kejatuhan ganda. Masalah ini muncul karena inflasi local
langsung berpengaruh terhadap kurs yang digunakan dalam translasi. Apabila
teori ekonomi mengasumsikan bahwa terdapat hubungan terbalik antara laju
inflasi internal suatu negara dan nilai eksternal mata uangnya, bukti-bukti
menunjukkan bahwa hubungan seperti ini jarang sekali bertahan (paling tidak
dalam jangka pendek). Dengan demikian, ukuran penyesuaian yang terjadi untuk
menghapuskan kejatuhan ganda akan berbeda-beda tergantung pada sejauh mana kurs
dan perbedaan inflasi berhubungan secara negatif.
Sumber
:
Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010. International
Accounting. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.
Materi Akuntansi Internasional BAB V : TRANSLASI MATA UANG ASING
Pengertian
Translasi
Translation adalah proses pernyataan kembali
informasi laporan keuangan dari satu mata uang ke mata uang lain. Isu kurs dikombinasikan
dengan berbagai methode translasi yang dapat digunakan dan perlakuan
“Laba/Rugi” translasi yang berbeda membuat perbandingan hasil-hasil laporan
keuangan dari satu perusahaan ke perusahaan lain atau perusahaan yang sama
dalam periode yang berbeda menjadi hal yang sulit.
Masalah
Translasi
Masalah translasi adalah nilai tukar tidak pernah stabil, fluktuasi mata
uang meningkatkan nilai tukar mata uang asing yang dapat digunakan pada proses
translasi mata uang asing serta menciptakan keuntungan dan kerugian atas
translasi mata uang asing.
Perbedaan Translasi Dan Konversi Antar Mata
Uang Asing.
Translasi
hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca yang
dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang kedalam nilai ekuivalen dollar
AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait
yang terjadi seperti bila dilakukan konversi. Saldo-saldo
dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang domestic
berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu mata uang
yang dinyatakan dalam mata uang lainnya. Mata uang Negara dagang utama dibeli
dan dijual dalam pasar global. Dengan dihubungkan lewat jaringan telekomunikasi
yang canggih, para pelaku pasar mencakup bank dan perantara mata uang lainnya,
kalangan usaha, para individu, dan pedagang professional. Transaksi mata uang
asing terjadi pada pasar spot, forward, atau swap. Mata uang yang dibeli atau
dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari
kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk perbedaan
tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi
terhadap arah nilai tukar di masa mendatang. Transaksi pada pasar forward
adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah
tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada
pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs spot. Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau
penjualan spot atau pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan.
Investor sering memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari
tingkat suku bunga yang lebih tinggi di suatu Negara asing, dalam kesempatan yang
sama melindungi diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs
nilai tukar valuta asing.
Ada Dua Proses Tahap Translasi :
1.
Translasi dari source-code ke intermediate-code.
2.
Translasi dari intermediate-code ke executable-code.
Evaluasi Dan Pemilihan Metode
Translasi Mata Uang Asing
Dari beberapa metode yang telah
diuraikan sebelumnya. tiga metode yang pertama (metode kurs kini, metode
kini-non-kini, dan metode moneter-non-moneter) digunakan dalam
mengidentifikasikan aktiva dan kewajiban manakah yang beresiko atau dapat
dilindungi dari resiko mata uang asing. Kemudian, metode translasi diterapkan
secara konsisten dengan memperhatikan perbedaan tersebut.
Kurs
yang tepat guna dalam metode translasi adalah kurs kini (kurs histories). Kurs
rata-rata sering digunakan dalam laporan laba rugi untuk pos-pos beban.
Beberapa Negara menggunakan kurs nilai tukar yang berbeda untuk transaksi yang
berbeda. Dalam situasi ini harus dipilih beberapa kurs nilai tukar yang ada.
Beberapa alternatif yang disarankan adalah:
1. Kurs pembayaran dividen
1. Kurs pembayaran dividen
2. Kurs pasar bebas, dan
3. Kurs penalty atau preferensi yang dapat digunakan, seperti yang
terkait dalam kegiatan ekspor impor.
Hubungan Translasi Mata Uang Asing
Dengan Inflasi
Penggunaan
kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang
berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai
ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah dari pada dasar
pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan
jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah.
Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika
memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya
merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh
inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di
suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan
masa depan.
FASB
menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian
tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang
digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52
mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar
negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan
mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing,
karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan
kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas
pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio
keuangan.
Translasi Mata Uang Asing Di Berbagai
Negara
1. Inggris : laporan
keuangan harus disesuaikan terlebih dahulu pada level harga saat itu lalu ditranslasikan
menggunakan kurs saat ini.
2. Amerika Serikat
: metode kurs sementara.
3. Jepang : kurs saat ini
pada semua kondisi dengan penyesuaian translasi mata uang asing yang
diperlihatkan pada neraca dalam ekuitas pemegang saham.
Sumber :
Frederick
D.S. Choi, dan Gary K. Meek,International Accounting, Jakarta: Salemba
Empat,2005.
Langganan:
Postingan (Atom)